Semoga isi blog ini dapat bermanfaat.
Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah (sunnah/petunjuk)ku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS. Ali ‘Imran:31.
Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal dan amalan yang diterima. HR. Ibnu Majah (www.muslim.or.id)
Dunia kampung amal dan akhirat kampung balasan, barang siapa yang tidak beramal di sini akan menyesal di sana. Nasehat Imam Ahmad Radhiallahuanhu.
(sumber gambar : pixabay . com)
Hari ini Redo tidak masuk sekolah, menurut keterangan walinya, Redo sakit. Dia murid baru, pindahan dari pulau seberang."Semua sudah ibu panggil nak?" Tanya Bu Guru.
"Sudah bu guru"
"Baik kalau gitu kita doakan ya semoga temanmu Redo lekas sembuh" seru Bu Guru.
"Aamiin"
"Bu Guru, kok Redo kulitnya beda sama kita?" Tiba tiba Deta bertanya penuh keheranan.
"Oh iya sayang, Redo punya kulit yang beda karena dia berasal dari keturunan suku bangsa Negro. Di bumi ini ada banyak suku bangsa, tiap-tiap suku bangsa memiliki ciri khas masing masing, termasuk warna kulitnya" jelas Bu Guru.
"Makanannya juga beda bu guru?" Tanya Rara dengan polosnya.
"Karena keluarga Redo sudah lama tinggal di negeri ini jadi makanan pokoknya juga nasi dong" jawab Bu Guru.
"Kemarin ada yang ngolok-ngolok dia bu" sahut Rara keceplosan.
"Astagfirulloh" ucap Bu Guru, lalu diam sejenak.
"Anak anakku sekalian, sekarang bu guru pengin bertanya. Gimana pendapat mu kalau taman bunga di sekolah ini semuanya diisi dengan bunga yg sama?"
"Sama jenisnya atau warnanya bu?" Tanya Sopi.
"Keduanya, sama jenis dan warnanya"
"Wah, gak keren dong bu" seisi kelas ramai, sepakat menolak.
"Jelek bu" sahut salah satu siswa.
"Kenapa gak keren? Kenapa jelek?" Tanya Bu Guru.
"Harus banyak dong bu, biar keliatannya indah" jawab Banyu penuh semangat.
"Nah, jawaban yang bagus. Begitu juga hidup kita di bumi ini, kita diciptakan beragam rupa, beragam warna kulit agar terlihat indah. Kita bahkan bisa kenal teman yang lain karena rupanya berbeda, coba kalau semua kita rupanya sama, waah bingung Bu Guru gak tau mana si Banyu mana si Deta" kata Bu Guru.
"Iya juga ya..betul bu" seisi kelas kembali ramai, rupanya mereka setuju dengan penjelasan Bu Guru.
"Jadi, anakku sayang. Dengarkan pesan ibu. Meskipun Redo berkulit beda tetapi Redo juga manusia, sama seperti kita, dia punya perasaan, bisa tersinggung, bisa menangis. Redo sekarang jadi teman kalian, sesama teman harus berkata dan bersikap yg baik"
"Ya bu"
"Teman-teman, aku minta kali ini tolong dengerin aku, kondisi kita sedang darurat, kalau salah langkah bisa habis kita nih," seru Deta pada teman-temannya.
"Ta, yg benar aja kamu", sanggah Rara, sedikit keheranan.
"Maksudmu?"
"Kita gak mungkin hanya dengerin kamu, kita lagi panik", sahut Rara.
Banyupun turut bertanya, "Sekarang menurutmu gimana Deta?"
"Oke, dengerin semua, kita hanya punya waktu 15 menit, kalau kita lanjutin perjalanan kita ini ke arah kanan kemungkinn kita akan terjebak lagi", jelas Deta.
"Ta, tapi arah kanan ini ada bekas jejaknya", timpal Juma.
"Teman-teman, bekas jejak tidak selalu pertanda petunjuk jalan yang sering dilalui manusia. Sebab dari tadi kita banyak ketemu hewan-hewan besar yg bisa saja itu pertanda jejak mereka", jawab Deta pada teman temannya.
"Gimana klo kita tentuin arah dengan melihat posisi matahari?" usul Lira pada Deta.
"Gak bisa, sebab sejak tadi kita gak memperhatikan posisi matahari. Menurutku kita ke arah kiri saja, aku yakin bentuk jalan ini melingkar" jawab Deta.
"Kok bisa yakin?" tanya Banyu pada Deta.
"Coba liat tebing itu, aku melihat ada cekukannya, sekarang cekukan itu terlihat bergeser ke arah kanan, itu artinya kita sedang berjalan berputar", jelas Deta.
"Terus arah kiri ini?" tanya Juma.
"Arah kiri ini arah yg paling cepat kita lalui untuk bergerak menembus jalan sebelahnya dan tentu akan lebih dekat dengan lokasi perkemahan", jawab Deta.
"Jadi kita akan balik arah melalui jalan yg kiri ini?" tanya Banyu.
"Ya, tepat banget", jawab Deta dengan penuh keyakinan
"Baiklah, gimana teman-teman?", tanya Banyu pada semua teman temannya.
"Serserah Deta", jawab mereka.
"Semua setuju, tapi aku mau nanya sama kamu Ta, klo jalan ini ternyata buntu?", kata Banyu.
"Kita cari sungai, lalu kita lalui sungai dengan arah yg berlawann dengan arus airnya, sebab posisi perkemahan kita ada di dataran tingi"
"Baiklah, aku percaya padamu", jawab Banyu.
Hari ini Rara dan temannya bernama Juma sedang bersih-bersih di halaman belakang rumahnya. Mereka terlihat kompak. Percakapanpun sesekali terdengar dari mereka berdua.
"Halaman ini kalau gak bersih akan terlihat gak indah, ya kan Juma?" "Ra, itu mah kuno. Iya, ya lah kalau kotor mana ada yg indah. Aku malah pengennya...ni liat ni Ra, pagar tembok ini kita cat" kata Juma sambil mendekati pagar tembok rumah.
Tiba-tiba dari arah depan rumah muncul Banyu, nampaknya dia baru datang. Dia ke halaman belakang melewati lorong samping rumah.
"Wah..wah..wah.. luar biasa, setauku kalian lebih suka bermain, eh tapi hari ini memang beda, luarrr biassa" puji Banyu sambil angkat jempol kearah Rara dan Juma.
"Udah, udaah..sekarang coba gimana pendapatmu Nyu, tembok yg ini aku mau cat" seru Juma.
"Cat gimana maksudmu?" tanya Bayu.
"Cat untuk temboklah Nyu, gimana sih" jawab Juma.
"Ya, aku tau, maksudku kayak gimana motif atau warnanya?"
"Ah, kayak gimana kira-kira ya"
"Warnanya warna yang terang, pink, gimana?" sahut Rara
"Satu warna? Ah, gak seru banget kamu Ra" kata Juma pada Rara.
"La, terus mau mu?" tanya Banyu.
"Yang banyaklah Nyu, aku pengennya kita pakai grafiti aja"
"Cat semprot?"
"Ya dong"
"Gambarnya?"
"Ee..anime, gimana?"
"Idemu memang bagus, tuh tanya dulu yg punya rumah!" saran Banyu pada Juma sambil menunjuk Rara.
"Ra, gimana menurutmu?" tanya Juma
"Aku harus nanya Bundaku dulu"
"Yg terpenting halaman ini bersih dulu, itu coba lihat pojok kanan tuh, masih ada sampah. Dari tadi kita ngomongin ngecat tembok, tapiiii sampahnya masih ada nih. Gimana? Mau lanjut bersih-bersih?" sahut Banyu
"Hihihihi..iya ya, ayo kita lanjut!" ajak Rara penuh semangat.
Penulis - Yasasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI); dr Sarno Sinto dkk
Penerbit - Bitread Publishing, 26 Halaman, Bandung, 2019
----------------
Isi : Tentang 6 jenis anak bermasalah yaitu - (1) anak penakut; (2) anak mengadat; (3) anak iri hati; (4) anak mengompol; (5) anak agresif; dan (6) anak pemalu.
#1 Anak Penakut :
Penyebab - merasa kurang terlindungi, meniru orang terdekat, adanya pengalaman menakutkan yang berulang.
Ekspresi - lari, sembunyi, menjerit, menangis, gemetar, ngompol
Solusi - jangan memaksakan suatu hal, jangan membuat malu si anak akan rasa takutnya, beri tahapan untuk mengenal sesuatu, jangan menampilkan rasa takut pada anak, beri keyakinan yang positif, hindari bercerita yang menakutkan
#2 Anak Mengadat
Yaitu meluapkan kemarahan, terjadi pada anak 2-3 tahun. Tidak wajar jika disertai membanting badan, membenturkan kepala, menendang, berguling, mencakar diri
Penyebab - permintaan tidak dipenuhi jika sebelumnya selalu dipenuhi, bingung karena dimarah padahal sebelumnya tidak, terlalu kaku dalam penanaman disiplin, selalu menyalahkan anak, meniru tingkah laku orang terdekatnya, kelainan di otak
Solusi - tenang dan bersikaplah biasa saat anak mengadat, jangan memaksa anak, longgarkan pendisiplinan yang berkaitan dengan hobinya, konsistensi terhadap larangan dan anjuran, beri pujian dan hadiah untuk hal baiknya
#3 Anak Iri Hati
Penyebab - merasa kedudukannya terancam, orang tua lebih perhatian pada kakak atau adiknya, pilih kasih
Solusi - jangan bedakan anak, jangan terlalu memuji satu anak, hindari persaingan pada anak yang menimbulkan iri hati
#4 Anak Ngompol
Batas normal anak ngompol yaitu umur 3 tahun, selebihnya patut diwaspadai
Penyebab - keturunan (gen), kurang (toilet training) dari orang tua, takut berpisah dengan orang tua, merasa tertekan, terlambat bicara atau mengeja atau membaca
Solusi - situasi rumah harus diubah agar lebih hangat, latihan (toilet training) sejak dini, jangan membuat malu anak saat ngompol, latih untuk kencing pada jam tertentu
#5 Anak Agresif
Suatu bentuk tingkah laku memukul, menendang, menggigit, menyerang orang, hewan atau benda
Penyebab - terlalu dimanjakan sehingga tidak dapat mengekang keinginannya, terlalu dilindungi, orang tua bertengkar depan anak, meniru yang pernah dilihat, orang tua terlalu berkuasa, ortu terlalu pasif, tidak selaras tindakan dan larangan orang tua
Solusi - orang tua adalah teladan, hindari hukuman fisik, salurkan sikap agresif anak dengan kegiatan memerlukan energi misal bermain bola, berenang, bersepeda dll, menghindari tontonan yg agresif, beri pujian jika anak tidak lagi agresif, hindari situasi yang menimbulkan agresif, memberi tanggung jawab dalam usaha membantu anak menjadi dewasa
#6 Anak Pemalu
Biasanya menarik diri untuk bergaul, tidak mau mengenal orang baru dll
Penyebab - mencontoh orang terdekatnya, kurang percaya diri dengan kemampuannya, tidak biasa dengan situasi baru
Ciri - gagap, gugup, sedikit sekali berbicara, memegang ujung kemeja, memegang telinga atau ujung hidung
Solusi - beri kesempatan bermain dengan temannya sebanyak mungkin, ajaklah anak untuk berkenalan dengan keluarga atau orang lain yang kita kenal, beri pujian hadiah pada hal baik yang dilakukan agar menambah kepercayaan dirinya
-----------------
Mendidik anak bukanlah perkara mudah, sebab sedikit saja keliru maka fatal akibatnya. Banyak sekali hal hal keliru dalam mendidik yang menyebabkan anak menjadi anak bermasalah, salah satu yang disebutkan dalam buku ini yaitu suka menakuti anak ternyata akan membuat anak menjadi penakut.
Teladan yang salah juga ternyata berpengaruh dalam tumbuh kembang anak. Hampir semua jenis anak bermasalah yang tertulis dalam buku ini salah satunya disebabkan karena mencontoh dari orang terdekatnya yang penakut, mengadat, agresif dan pemalu. Semoga buku ini dapat mengantarkan kita menjadi orang dewasa yang bijak membersamai anak. Jadikan mereka berani, lembut dan santun dalam bersikap, memiliki tenggang rasa dan yang paling penting ialah mandiri.