(Sumber
Gambar : unsplash.com)
Jika orang-orang mukmin telah ridho Allah sebagai Rabb mereka, Islam sebagai dien mereka, dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasul mereka, mereka pasti akan memperoleh kemenangan. Tidak ada keraguan lagi. Janji Allah Azza Wa Jalla itu pasti akan datang.
Allah
berfirman :
“Allah
telah menetapkan: “Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang”. Sesungguhnya Allah
Maha Kuat lagi Maha Perkasa”. (QS. Al-Mujadalah ; 21).
“Sesungguhnya
Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman pada kehidupan
dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari Kiamat)”. (QS. Al-Mukmin;
51)
Sebaliknya
terhadap orang-orang musyrik Allah Rabbul Alamin menuturkan:
“Mereka
tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu
dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang
murtad diantara kamu ari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka
itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah
penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. Sesungguhnya orang-orang yang
beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu
mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Baqarah
; 217-218)
Allah
Rabbul Alamin juga menyampaikan bagaimana sikap orang Yahudi dan Nasrani
terhadap orang-orang mukmin :
“Orang-orang
Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu, sehingga kamu mengikuti agama
mereka. Katakanlah : “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk yang
sebenarnya. “Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah
pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung bagimu”. (QS. Al-Baqarah
; 120)
Inilah
‘qonun’ (undang-undang) yang diturunkan oleh Allah Azza Wa Jalla, yaitu
pertolongan Allah kepada hamba-hambanya yang beriman (mukmin), dan mempunyai
sikap teguh (tsabat), tidak pernah terbujuk oleh ajakan dan bujukan orang-orang
musyrik (Yahudi dan Nasrani). Sehingga, karena sikapnya yang teguh dalam
beriman, maka mereka akan mendapatkan kemenangan.
Permusuhan
antara orang-orang musyrik dengan orang-orang mukmin itu, bersifat kekal abadi,
dan tidak akan pernah berubah permusuhan mereka terhadap orang-orang mukmin.
Semenjak Adam AS menjejakkan kakinya di bumi, dan sampai hari kiamat nanti.
Mereka, orang-orang Yahudi dan Nasrani akan terus memusuhi dengan permusuhan
yang sangat keras, serta orang-orang atheis akan selalu membuat makar dan tipu
daya siang dan malam, sehingga dapat membabat habis Islam dan mencabut sampai
ke akar-akarnya.
Selama
orang-orang mukmin itu istiqomah (konsisten) diatas kebenaran, maka dunia
seluruhnya akan menyerang dan mengeroyok orang-orang mukmin. Itu sudah
aksiomatik. Sekali-kali tidak akan pernah berhenti permusuhan itu, dan
berlangsung sampai akhir zaman.
Tidak
selayaknya orang-orang mukmin mengingkari ‘qonun’ (undang-undang) Ilahi ini.
Tidak mungkin orang-orang musyrikin (kafirin), seperti Yahudi dan Nasrani akan
menjadi teman, dan dapat menjadi pelindung orang-orang mukmin. Karena itu
bertentangan dengan ‘qonun’, yaitu Al-Qur’anul Karim, yang itu merupakan wahya
dari Allah Ta’ala.
Terus
bersikap istiqomahlah dengan ad-dinul haq (al-Islam), yang merupakan asas dasar
bagi kehidupan orang-orang mukmin. Jadikan ‘qonun’ Rabbani ini menjadi pegangan
dan ikatan yang kuat (tali buhul), yang harus tetap dipegang sampai Allah
memanggil. Wallahu’alam.
(Refrensi
: www.eramuslim.com)