(Sumber
Gambar : muslim.or.id)
Syirik
besar adalah dosa yang tidak diampuni oleh Allah dan membatalkan keislaman
seorang hamba
Petikan
Dalil
Allah
berfirman :
إِنَّ
اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ
ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya
Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa dibawah
(dosa syirik) tersebut, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar” (QS.
An-Nisaa`: 48)……”.
1.
Definisi syirik
Pentingnya
mengetahui sesuatu dengan mengenal lawannya, sebuah sya’ir mengatakan:
و
بضدها تتبين الأشياء
“Dengan
mengetahui kebalikannya, akan nampak jelas hakikat suatu perkara.”
Maka
Anda tidaklah dikatakan faham Tauhid dengan baik, kecuali jika Anda bisa
menjelaskan apa itu syirik, karena syirik itu lawan dari Tauhid. Begitu pula,
tidaklah Anda bisa merasakan nikmatnya bertauhid dengan sempurna, kecuali jika
Anda telah mengetahui bahayanya syirik!
Secara
bahasa, syirik adalah
Dalam
Mu’jam Maqayisul Lughah Ibnu Faris disebutkan bahwa kata syirik (الشرك) yang tersusun
dari huruf syin (ش), ra` (ر) dan kaf (ك) memiliki dua makna pokok, salah
satunya adalah menunjukkan keikutsertaan dan lawan dari sendirian”
Adapun
secara istilah, maka
syirik dapat didefinisikan sesuai dengan besar kecilnya kesyirikan.
1)
Syirik besar adalah
مساواة
غير الله بالله فيما هو من خصائص الله
“Menyamakan
selain Allah dengan Allah dalam perkara yang menjadi kekhususan-Nya (dalam
Rububiyyah,Uluhiyyah dan Al-Asma` was Shifat)”
أن
يَجْعَلَ العبد لله ندا في ربوبيته، أوألوهيته،أوأسمائه وصفاته
“Seseorang
mengambil sekutu bagi Allah dalam Rububiyyah, Uluhiyyah atau nama dan
sifat-Nya.”
Definisi
di atas berdasarkan hadits Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu ketika bertanya kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang dosa apakah yang paling besar,
kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
أن
تجعل لله ندا وهو خلقك
“Engkau
mengambil sekutu bagi Allah padahal Dia menciptakanmu” (HR. Imam Al-Bukhari dan
Imam Muslim).
Syirik
besar ini mengeluarkan pelakunya dari Islam. Disebut besar karena adanya
syirik yang dibawahnya, yang tingkat keburukannya tidak sampai sepertinya,
yaitu syirik kecil.
Macam-macam
syirik besar
Dari
definisi syirik besar di atas, maka syirik besar terbagi menjadi tiga, yaitu:
Syirik
dalam Rububiyyah, mencakup tiga bentuk, yaitu:
I’tiqodiyyah
(keyakinan), seperti meyakini ada yang mampu menciptakan, menghidupkan,
mematikan, dan mengatur alam semesta selain Allah;
‘Amaliyyah
(amal), seperti memakai jimat dengan keyakinan jimat itulah yang melindungi
atau menyelamatkan dari mara bahaya, sebagaimana Allah;
Qouliyyah
(ucapan), seperti ucapan bahwa Allah menyatu dengan makhluk dan Allah adalah
makhluk itu sendiri, karena sudah terintegrasi dan ucapan pengingkaran terhadap
keberadaan Sang Pencipta/Tuhan (atheis).
Syirik
dalam Uluhiyyah, mencakup tiga bentuk, yaitu
I’tiqodiyyah
(keyakinan), seperti meyakini adanya makhluk yang berhak ditaati dengan
ketaatan mutlak, sampai dalam masalah menghalalkan perkara yang haram.
Syirik ini juga terwujud dalam mencintai makhluk sebagaimana kecintaan
kepada Allah;
‘Amaliyyah
(amal), seperti sujud kepada selain Allah dan menyembelih binatang yang
dipersembahkan untuk selain Allah;
Qouliyyah
(ucapan), seperti berdo’a kepada selain Allah, isti’adzah kepada selain Allah
dan istighatsah kepada selain Allah.
Syirik
dalam Al-Asma` wash Shifat, mencakup tiga bentuk, yaitu:
I’tiqodiyyah
(keyakinan), seperti meyakini adanya selain Allah yang mengetahui perkara gaib
sebagaimana Allah;
‘Amaliyyah
(amal), seperti menyombongkan diri dengan sifat agung sebagaimana
keagungan Allah;
Qouliyyah
(ucapan), seperti bernama dengan nama-nama khusus bagi Allah, contohnya Allah
dan Ar-Rahman.
2)
Syirik kecil,
yaitu:
فكل
ما نهى عنه الشرع مما هو ذريعة إلى الشرك الأكبر ووسيلة للوقوع فيه، وجاء في النصوص
تسميته شركا
“Segala
yang dilarang dalam Syari’at sedangkan dalam Nash disebut dengan nama syirik,
dan menjadi sarana menghantarkan kepada kesyirikan besar”.
Syirik
ini dinamakan kecil karena adanya syirik yang di atasnya, yang tingkat
keburukannya lebih besar darinya. Syirik kecil ini tidak mengeluarkan pelakunya
dari Islam karena tidak sampai ada unsur menyamakan selain Allah dengan Allah
dalam perkara yang menjadi kekhususan-Nya (dalam Rububiyyah, Uluhiyyah, dan
Al-Asma` was Shifat).
Contoh
:
Bersumpah
dengan nama selain Allah dikatakan syirik kecil, karena ada dalam dalil
penyebutan nama syirik baginya, disamping itu, bisa sebagai sarana untuk
mengagungkan selain Allah sebagaimana Allah.
Riya`
yang sedikit dalam beribadah, dikatakan syirik kecil karena ada dalam dalil
penyebutan nama syirik baginya dan sebagai sarana untuk sampai kepada syirik
besar, yaitu sama sekali tidak mau beramal salih kecuali jika nantinya dipuji.
Pemakaian
istilah syirik yang banyak digunakan
Jika
kita membaca kitab-kitab para ulama rahimahullah, maka kita dapatkan bahwa
ketika ulama mendefinisikan istilah syirik ataupun menyebut kata syirik, mereka
banyak membawakan penjelasan mengenai jenis syirik dalam Uluhiyyah, begitu pula
ketika mendefinisikan Tauhid, karena: Tauhid
Uluhiyyah lah yang terpenting dan sebagai dasar yang paling mendasar serta
menjadi inti permusuhan serta perselisihan antara para Rasul ‘alaihimush
shalatu was salam dengan kaum musyrikin. Kebanyakan
syirik yang terjadi adalah syirik dalam Uluhiyyah.
(Abu
Ukhasyah dalam www.muslim.or.id)