(Sumber Gambar : muslim.or.id)
Tauhid adalah menjadikan Allah Subhanahuwata’ala satu-satunya sesembahan yang
benar dengan segala kekhususan. Dari pengertian inilah maka konsekuensi yang
harus diterima oleh setiap muslim adalah TIDAK menyembah atau beribadah kepada
makhluk hidup berupa manusia, pohon, hewan, ataupun jin dan tidak pula makhluk
mati seperti bebatuan, patung, matahari, bulan, bintang atau alam semesta ini.
Tauhid merupakan ajaran paling urgen dalam Islam, dengan memahaminya maka
setiap muslim dapat meraih derajat tertinggi di sisi Allah bahkan masuk ke
dalam syurgaNya tanpa hisab.
Esensi tauhid yang perlu dipahami setiap muslim adalah sebagai berikut yakni: pertama, meyakini kekuasaan Allah dalam mencipta dan mengatur alam semesta serta dengan tegas menyatakan bahwa Allah adalah Rabb, Raja dan Pencipta semua makhluk dan Allahlah yang mengatur dan mengubah keadaan mereka, Allah yang memberi rizki kepada setiap makhluk hidup, menurunkan hujan kebumi, dan kejadian lainnya yang hanya Allah saja yang bisa melakukannya, hal ini sesuai dengan firmanNya “Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan Mengadakan gelap dan terang” (QS. Al An’am: 1).
Esensi Tauhid yang kedua adalah menyerahkan
semua ibadah hanya kepada Allah, seperti shalat, puasa, bershodaqoh,
menyembelih, berdo’a, cinta, bertawakkal, istighotsah dan isti’anah (meminta
pertolongan). Seorang yang bertauhid hanya meyerahkan semua ibadah ini kepada
Allah semata, dan tidak kepada yang lain sesuai dengan firmanNya “Sungguh telah
kami utus Rasul untuk setiap uumat dengan tujuan untuk mengatakan: ‘Sembahlah
Allah saja dan jauhilah thagut‘” (QS. An Nahl: 36). Apakah ada ibadah yang
dipersembahkan kepada selain Allah? Tentu sangat banyak, sebagai contoh ada
banyak orang Shalat bukan karena Allah tetapi karena ingin dilihat atau ingin
dipuji rajin beribadah, berdo’a adalah ibadah karena itulah maka setiap muslim
hendaknya berdo’a kepada Allah tetapi kemudian ada orang yang berdo’a kepada
selain Allah misalnya meminta perlindungan kepada penunggu rumah angker,
menyembelih hewan untuk dipersembahkan kepada Nyirorokidul atau jin dan
sebagainya, semuanya merupakan contoh ibadah yang diperuntukkan bukan untuk
Allah dan jangan sampai kita melakukannya, na’uzubillah.
Sedangkan esensi Tauhid yang ketiga adalah
menetapkan nama dan sifat Allah sesuai dengan yang ia tetapkan bagi diriNya
dalam Al-Qur’an dan hadits Rasulullah sesuai dengan firmanNya Hanya milik Allah
nama-nama yang husna, maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama-Nya”
(QS. Al A’raf: 180). Contoh nama dan sifat Allah adalah seperti apa yang sudah
kita sebut dalam 99 asma’ul husna, misalnya jika ada diantara seorang muslim
yang tidak meyakini bahwa Allah Al-Ghaffar (maha pengampun) maka seorang muslim
tersebut belum benar-benar bertauhid.
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua untuk lebih mengenal Allah dengan mempelajari ilmu yang paling utama
yaitu ilmu Tauhid.
Refrensi :
Al Jadid Syarh Kitab Tauhid (Penjelasan Kitab
Kitabut Tauhid)
Syarh Tsalatsatil Ushul (Penjelasan Kitab
Tiga Landasan Utama)