Bismillah, Selamat Datang Di Hidayat Hilal Blog

Semoga isi blog ini dapat bermanfaat.

Firman Allah Ta'ala

Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah (sunnah/petunjuk)ku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS. Ali ‘Imran:31.

Hadits Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal dan amalan yang diterima. HR. Ibnu Majah (www.muslim.or.id)

Perkataan Ulama

Dunia kampung amal dan akhirat kampung balasan, barang siapa yang tidak beramal di sini akan menyesal di sana. Nasehat Imam Ahmad Radhiallahuanhu.

Wednesday, August 28, 2019

Adakah Dia?


Siapapun diantara manusia pastilah pernah dihadapkan dengan situasi sulit, entah itu yang menyangkut kebutuhan primer dalam hidup, kondisi kesehatan, ataupun saat-saat menentukan sebuah pilihan. Penyelesaiannya tergantung masing masing person. Ada yang terus semangat tanpa menyerah, ada yang sedikit pesimis, yaa hanya sekedar jalanin pilihan aja tanpa pertimbangan, atau bahkan ada yang menggunakan cara cara instan yang keji diluar batas syariat, na'uzubillah.

Adakah hal urgen yang kudu diperhatikan dalam penyelesaian situasi sulit? Ya, ADA. Selalu inget Allah. Kalau bahasa seriusnya 'Pasrah Pada Allah'. Belum apa apa kok pasrah? Hei..hei.. pasrah itu bukan berarti diem gak ngelakuin apa apa, bukan, BUKAN. Pasrah disaat situasi sulit itu maksudnya inget Allah, memang betul kita dalam situasi sulit sampai sampai gak ada beras untuk makan, mungkin juga lagi sakit yang membuat kita gak bisa gerak lagi, atau sedang dihadapkan dengan pilihan yang rumit, akan tetapi muara dari semua itu ialah ujian. Kita sadar bahwa kita sedang diuji Allah dan yakin bahwa Allah ada bersama kita untuk membantu kita dalam situasi itu, maka itulah pasrah yang sejati.
Kok mesti inget Allah sih? Bukankah faktanya kita yang selesein sendiri? Baiklah, kalau pertanyaannya kayak gitu. Coba kita mulai inget inget aktivitas hari ini. Tadi pagi sarapan apa? Adakah nasi atau roti? Kalau pakai nasi, mungkin adapula tersaji telur goreng atau tempe. Untuk diketahui bahwa nasi yang kita makan itu merupakan tumbuhan hijau yang akrab disebut padi, kita tahu bahwa tumbuhan ini melalui beberapa proses mulai dari ditanam, dialiri air, hingga panen dan menjadi beras, lalu disajikan dihadapan kita sebagai nasi.

Telur, sebagaimana yang kita tahu bahwa ia sebelum digoreng berasal dari itik atau ayam, mereka memang berkembang biak dengan bertelur, andai kita gak ambil dari kandangnya maka dari telur itulah lahir anak anak mereka. Berbeda dengan tempe, bahan baku tempe yang kita makan berasal dari tumbuhan bernama kacang kedelai. Proses permentasi yang panjang akhirnya menghasilkan bentuk tempe yang lazim kita lihat, lalu biasanya diiris tipis atau kecil dan digoreng. Pun minyak goreng yang kita pakai berasal dari tumbuhan kelapa.

Jadi, secara gak langsung sebenarnya makanan kita sehari hari berasal dari tumbuhan dan hewan. Ada 7,53 miliar manusia butuh makan dalam sehari, itu artinya kita butuh berjuta-juta ton tumbuhan dan hewan tiap hari. Bayangkan saja rata-rata konsumsi beras per kapita di Indonesia tahun 2017 sebanyak 1500 kg atau 1,5 ton perminggu berarti dalam sebulan ada 6 ton beras per kapita. Telur itik rata-rata 40 butir per kapita dalam seminggu, sedangkan telur ayam rata-rata 2119 kg per kapita dalam seminggu (Sumber: Data BPS 2018 Konsumsi per Kapita Seminggu).

Pertanyaannya ialah siapakah yang menyediakan berjuta juta ton tumbuhan dan hewan tersebut? Rasa rasanya sudah pasti bukan manusia, bahkan saat ini belum ada teknologi modern yang mampu menciptakan tumbuhan dan hewan. Siapa dong? Pastilah yang menciptakannya ini punya kekuatan yang amat besar, sebab sekuat kuat makhluk atau secanggih canggih teknologi tentu tidak sanggup menyediakan berjuta juta ton untuk kebutuhan 7,53 miliar manusia setiap hari. Tidak lain, pasti yang menyediakan ini ialah Allah, bahkan Dia sendiri yang menegaskan dalam kitab sucinya yang mulia, “Dan Dialah yang menurunkan air dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan…(Al-An’am: 99)”. “Dan hewan ternak telah diciptakanNya untuk kamu, padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat, dan sebagian kamu makan (An-nahl:5)”.

Dengan begitu, sejatinya kasih sayang Allah selalu ada bersama kita setiap hari, buktinya kebutuhan makanan selalu tersedia dariNya, maka tidak mungkin Allah meninggalkan kita saat situasi sulit. Masalah yang kita dapat masih terlalu kecil, gak ada apa apanya dibandingkan urusan menghidupkan berjuta ton hewan dan tumbuhan setiap hari. Bagi Allah mudah, jadi saat situasi sulit berusahalah sekuat tenaga mencari solusinya, inget Allah, berdo'alah padaNya, andalin Allah aja deh.

Berikut ini lirik salah satu lagu miliknya Maher Zain berjudul Open Your Eyes, sebuah deskripsi indah tentang kasih sayang Allah yang selalu hadir dan sangat dekat dengan kita.
Look around yourselves…Can’t you see this wonder
Lihatlah di sekitarmu….Tidakkah kau lihat keajaiban ini
Spreaded infront of you….The clouds floating by
Yang terpampang dihadapanmu….Awan yang beriringan
The skies are clear and blue….Planets in the orbits
Langit yang cerah dan biru….Planet-planet di orbitnya
The moon and the sun….Such perfect harmony
Rembulan dan mentari…..Harmoni yang sungguh sempurna
Let’s start question in ourselves….Isn’t this proof enough for us
Mulailah bertanya pada diri sendiri….Tidakkah bukti ini cukup bagi kita
Or are we so blind…..To push it all aside..
Ataukah kita seolah-olah buta….Hingga mengabaikan semuanya
We just have to
Kita hanya perlu
Open our eyes, our hearts, and minds…..If we just look bright to see the signs
Buka matamu, hatimu dan pikiranmu….Jika kita melihat dengan jelas banyak petunjuk
We can’t keep hiding from the truth…..Let it take us by surprise
Kita tidak bisa terus sembunyi dari kebenaran….Biarkan hal itu jadi kejutan untuk kita
Take us in the best way (Allah..)
Membawa kita dengan cara terbaik
Guide us every single day.. (Allah..)
Bimbinglah kami tiap waktu
Keep us close to You…..Until the end of time
Dekatkan kami padaMu….Hingga akhir waktu
Look inside yourselves….Such a perfect order
Lihatlah dalam dirimu….Susunan yang begitu sempurna
Hiding in yourselves….Running in your veins
Tersembunyi dalam dirimu….Mengalir di pembuluh darahmu
What about anger love and pain….And all the things you’re feeling
Bagaimana dengan rasa marah, cinta dan sakit….Dan segala yang kau rasakan
Can you touch them with your hand?.....So are they really there?
Bisakah kau sentuh itu semua dengan tanganmu?.... Jadi apakah semua itu benar-benar ada?
When a baby’s born….So helpless and weak
Saat seorang bayi lahir….Begitu lemah dan tak berdaya
And you’re watching him growing….So why deny
Dan kau melihatnya tumbuh…..Lalu kenapa menyangkal
Whats in front of your eyes….The biggest miracle of life
Yang ada di depan matamu….Keajaiban terbesar dari kehidupan
Allah..
You created everything….We belong to You
Kau ciptakan segalanya….Kami adalah milikMu
Ya Robb we raise our hands….Forever we thank You..
Tuhan, kami angkat tangan kami…Kami bersyukur padaMu
Alhamdulillah..

Tuesday, April 2, 2019

Sekolah Sekolah Biadab

(Sumber Gambar: merdeka.com)

Wajah sekolah dinegeri kita kian hari semakin suram, kasus kasus kriminal menyeramkan selalu saja menghantui satu persatu siswa dan praktisinya. Bahkan kasusnya seakan tidak pantas terjadi di lingkungan pendidikan tersebut. Sebut saja kasus persekusi guru Nur Kalim oleh siswanya sendiri di sebuah SMP swasta Gresik, kasus guru agama SD cabuli 9 siswinya di Kutai Kertanegara. Dua kasus tersebut mewakili ribuan kasus kriminal lainnya di sekolah yg ter-ekspose dan yg luput dari media. Lalu, apa yang sebenarnya sedang terjadi di dalam sekolah saat ini? Bukankah salah tujuan pendidikan agar mampu membuat yg dididik menjadi lebih baik, beradab dan berprikemanusiaan?

Johan Wahyudi (kompasiana) salah seorang praktisi pendidikan pernah melakukan research kecil-kecilan tentang kebiasaan siswa di sekelilingnya, hasilnya menyimpulkan bahwa siswa saat ini lebih senang nge-tren, malas belajar, senang nge-game di HP, antusias pacaran dengan terang-terangan kencan berseragam sekolah di tempat umum, serta lebih senang makanan instan.

Jika kasus persekusi guru dan temuan Johan dihubungkn dengan aspek perkembangan individu maka hampir semuanya tersangkut pada aspek nonfisik yang mencakup emosi, daya pikir, sosial, nilai, moral dan sikap. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sedang terjadi proses perkembngan nonfisik yang tidak sehat pada siswa kita saat ini. Jika boleh meminjam istilah kedokteran, penyakit perkembangan nonfisik siswa berada pada stadium 4.

Lalu siapa yang dapat menyembuhkan penyakit ini? Yang paling penting ialah orangtua dan guru. Hal yang paling utama dilakukan ialah merinci kebutuhan psikologis mereka lalu memenuhi kebutuhan tersebut satu persatu. Mengapa psikologis? Sebab letak penyakitnya ada pada perkembangan nonfisik. Hal lain yang juga perlu dilakukan yakni penguatan dogma  agama terutama mengenalkan sifat Tuhan yang Maha Esa sehingga dengan ini mereka sadar ada kekuatan maha dahsyat yang selalu melihat dan mengawasi detik perdetik hidup ini. Hal inilah yang paling sulit.

Lalu, kalau gurunya bermasalah seperti kasus pencabulan di atas? Rasa rasanya ini tidak memerlukan jawaban panjang. Seorang guru harus memberi teladan yg baik, mampu ditiru dalam hal positif, ini syarat mutlak seorang guru! Maka jika ada yg tidak masuk dalam syarat tersebut, lebih baik dan lebih bijak untuk mengundurkan diri saja.

Muh.Hilal_27 Rajab 1440

Ringkasan Tafsir Surat Al-Ikhlash

(Sumber Gambar: Wikipedia)

Para Sahabat radhiallohu ‘anhum dalam menyusun surat-surat Alqur’anul Karim menempatkan surat Al-Ikhlash pada urutan ke-112 atau merupakan tiga surat terakhir sebagai penutup susunan surat. Jumlah ayat dari surat Al-Ikhlash yaitu empat ayat dan termasuk dalam kategori surat Mufashshol pendek.

Adapun berdasarkan waktu turunnya, surat tersebut tergolong dalam surat Makiyyah yaitu surat yang turun pada periode Makkah atau sebelum Rasululloh shallallohu ‘alaihi wassallam hijrah. 

Menurut Syaikh Al-Utsaimin bahwa surat Al-Ikhlash dinamakan demikian karena di dalamnya murni membicarakan sifat Allah Ta’ala sehingga kita harus ridho terhadap sifat-sifat tersebut dan berserah diri hanya kepadaNya.

Asbabun Nuzul dari surat Al-Ikhlash yaitu sebagaimana yang diterangkan dalam hadist yang terdapat  dalam Musnad Imam Ahmad 5/134 yakni dari Ubai bin Ka’ab radhiallohu ‘anhu bahwa orang-orang musyrik berkata kepada Nabi shallallohu ‘alaihi wassallam 
يامحمدانسب لناربك
“Wahai Muhammad, jelaskan kepada kami silsilah keturunan Tuhanmu,” maka Allah Ta’ala menurunkan surat Al-Ikhlash.

Adapun tafsir ayat-ayatnya sebagai berikut:
1.  Ayat pertama 
قل هوالله احد
“Katakanlah: Dia-lah Allah, Yang Maha Esa”

Kata ‘Qul’ dalam ayat di atas berarti ‘katakan’, kata perintah tersebut secara khusus mengacu kepada Rasululloh shallallohu ‘alaihi wassallam adapun secara umum mengacu kepada semua ummat beliau hingga akhir zaman.

Kata ‘hua’ (Dia) dalam ayat di atas bukanlah muzakkar haqiqi akan tetapi merupakan muzakkar majas sebagaimana kata ‘qomar’ (bulan) disandingkan dengan kata ganti ‘hua’ menjadi ‘hua-alqomar’ sedangkan ‘syamsi’ (matahari) disandingkan dengan kata ‘hia’ menjadi ‘hia-syamsi’ dan ini menunjukkan bahwa kata ‘hia’ pada ‘syamsi’ tersebut merupakan muannas majas.

Kata ‘ahad’ dalam ayat di atas bermakna satu yang tidak terbagi, adapun satu yang merupakan satu kesatuan (yang ada bagian-bagiannya) disebut ‘wahid’.

Makna keseluruhan ayat pertama ini menurut Al-Qurtubhi rahimahulloh yaitu Al Wahid Al Witr tidak ada yang serupa denganNya, tidak ada yang sebanding denganNya, tidak memiliki istri ataupun anak, dan tidak ada sekutu bagiNya.

2. Ayat kedua 
الله اصمد
“Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu”

Makna kata ‘ashshomad’ dalam ayat tersebut menurut Ibnul Jauziy yakni Allah adalah As Sayid (penghulu) tempat makhluk menyandarkan segala hajat padaNya, Dia tidak memiliki rongga (perut), Dia Maha Kekal bahkan tetap kekal setelah makhluk ciptaanNya binasa.

Ikrimah radhiallohu ‘anhu mengungkapkan bahwa makna ayat kedua secara keseluruhan yakni seluruh makhluk bersandar atau bergantung kepadaNya dalam segala kebutuhan maupun permasalahan.

Adapun Ali bin Abi Tholhah memaknai ayat kedua ini yaitu Dialah As Sayyid (pemimpin) yang kekuasaanNya sempurna. Dialah Asy Syarif yang kemuliaanNya sempurna. Dialah Al’Azhim yang keagunganNya sempurna. Dialah Al Halim yang kemurahanNya sempurna. Dialah Al ‘Alim yang ilmuNya sempurna. Dialah Al Hakim yang sempurna dalam hikmah atau hukumNya. Allahlah yang Maha Sempurna dalam segala kemuliaan dan kekuasaan. SifatNya ini tidak pantas kecuali bagiNya, tidak ada yang setara denganNya, tidak ada yang semisal denganNya. Maha Suci Allah yang Maha Esa dan Maha Kuasa.

3.  Ayat ketiga
لم يلدولم يولد
“Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan”

Ayat ini merupakan jawaban atas tuduhan kaum Yahudi dan Nashrani yang masing-masing mengatakan bahwa ‘Uzair dan Isa adalah anak Allah, sikap syirik mereka tersebut Allah cantumkan dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 30-31. Sedangkan musyrik Arab mengatakan bahwa malaikat adalah anak perempuan Allah (dalilnya terdapat dalam surat Az-Zukhruf ayat 19 dan Al-Anbiya ayat 26).

Semua klaim-klaim tersebut Allah tiadakan dengan ayat ini, bahwa Allah tidak beranak lalu dari anak tersebut akan mendapat warisan, tidak! Allah juga tidak pula diperanakkan yang kemudian karena hal itu Allah akan disekutui, Maha Suci Allah atas apa yang telah mereka persekutukan. 

4.  Ayat keempat 
ولم يكن له كفواحد
“dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di mengungkapkan bahwa maksud ayat keempat ini yaitu tidak ada yang serupa atau setara dengan Allah dalam hal nama, sifat dan perbuatan. 

Beberapa keutamaan dari Surat Al-Ikhlash yaitu Al-Ikhlash mengandung sepertiga isi Al-Qur’an dan membaca Al-Ikhlas dapat mendatangkan cinta Allah Ta’ala. Adapun dalilnya terdapat dalam hadist Riwayat Bukhori dari sahabat Abu Sa’id radhiallohu ‘anhu bahwa Rasululloh shallallohu ‘alaihi wassallam bersabda kepada para sahabat 
ايعجز أحدكم أن يقرأثلث القران في ليلة, اينا يطيق ذلك يارسول الله, فقال الله الواحدالصمدثلث القران
“Apakah akan melemahkan seorang diantara kalian untuk membaca sepertiga Al-Qur’an dalam satu malam?, para sahabat menjawab Siapakah diantara kami yang mampu melakukan hal itu wahai Rasululloh? Maka beliau bersabda 'alwahidu ashshomad' (Al-Ikhlash) adalah sepertiga Al-Qur’an”.

Maksud dari sepertiga Al-Qur’an bukanlah dengan membacanya lalu kita seolah-olah mengkhatamkan sepertiga Al-Qur’an, bukan. Akan tetapi isi Al-Qur’an terdiri atas tiga bahasan yaitu sifat-sifat Allah, hukum dari Allah dan kisah-kisah orang atau ummat terdahulu. Maka pantaslah Al-Ikhlas dikatakan sepertiga Al-Qur’an karena Al-Ikhlas ini konten seluruhnya tentang sifat-sifat Allah, sedangkan sifat-sifat Allah merupakan salah satu dari tiga bahasan Al-Qur’an.

Dalil membaca Al-Ikhlas dapat mendatangkan cinta Allah yaitu hadits Riwayat Bukhori dari ibunda Aisyah radhiallohu ‘anha, beliau menceritakan bahwa suatu hari Rasululloh shallallohu ‘alaihi wassallam mengutus seorang pria untuk suatu perang, pria ini membacakan untuk para sahabat dalam sholat mereka lalu dia menutup bacaan itu dengan membaca surat Al-Ikhlash, setelah mereka pulang mereka menyebutkan hal itu kepada Nabi shallallohu ‘alaihi wassallam maka beliau bersabda, tanyakan padanya mengapa dia melakukan hal itu? Maka para sahabat bertanya padanya,
فقال لانهاصفةارحمن وأناأحب أن أقرأبها, فقال انبي صلي الله عليه وسلم أخبروه أن الله يحبه
“dia berkata, karena surat itu adalah sifat Allah dan saya suka untuk membacakan surat itu. Maka Nabi shallallohu ‘alaihi wassallam bersabda kabarkan padanya sesungguhnya Allah Ta’ala mencintai dia”.

_Diintisarikan oleh_ Muh.Hilal

Refrensi: 
Tafsir Ibnu Katsir; Tafsir Al-Aisar; Al-Aqidah Washitiyah; Tafsir Zad Al Masir; Kajian Abdul Shomad Tafsir Al-Ikhlash (29/01/19); Kajian M Abduh Tausikal tentang memahami surat Al-Ikhlas.