(Sumber Gambar : kabarislamia.com)
Yahudi merupakan keturanan Israil. Kata
“Israil” merupakan bahasa Ibrani yang artinya Hamba Allah, sebutan Israil ini
adalah panggilan kepada Nabi Ya’qub ‘Alaihissalam sehingga keturunan atau
keluarga Nabi Ya’qub ‘Alaihissalam disebut dengan nama bani Israil. Jadi,
Yahudi merupakan bani Israil. Sedangkan kata Yahudi berasal dari nama anak nabi
Ya’qub ‘Alaihissalam yaitu Yahudza.
Adolf Hitler yang merupakan seorang diktator tokoh utama Jerman Nazi, Perang Dunia II di Eropa,
dan Holokaus pernah berkata, “Saya bisa memusnahkan semua orang
Yahudi di dunia ini, tapi saya meninggalkan beberapa dari mereka hidup sehingga
anda akan tahu mengapa saya membunuh mereka”. Tokoh ini sangat membenci Yahudi,
hingga ia membunuh kurang lebih 6 juta Yahudi dalam peristiwa Holokaus
(penghancuran).
1400 tahun yang lalu, sebelum Adolf Hitler
mengeluarkan pernyataan di atas, Al Qur’an telah lebih dahulu merincikan tabiat
Yahudi yang membangkang dan tidak tahu diri itu. Berikut salah satu firman
Allah Ta’ala mengenai Yahudi:
Orang-orang Yahudi berkata: "Tangan
Allah terbelenggu", sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan
merekalah yang dila'nat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Tidak
demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana
Dia kehendaki. Dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu
sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di
antara mereka. Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara
mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan Allah
memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan dimuka bumi dan Allah tidak menyukai
orang-orang yang membuat kerusakan. (QS. al Maidah : 64)
Bukti lain bahwa Yahudi adalah ummat yang
membangkang telah diceritakan dalam Al Qur’an saat Yahudi mengingkari kitab
Taurat yang bawa oleh Nabi Musa ‘Alaihissalam kepada bani Israil.
Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji
dari kamu dan Kami angkatkan gunung (Thursina) di atasmu (seraya Kami
berfirman): “Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan ingatlah
selalu apa yang ada didalamnya, agar kamu bertakwa”. Kemudian kamu berpaling
setelah (adanya perjanjian) itu, maka kalau tidak ada karunia Allah dan
rahmatNya atasmu, niscaya kamu tergolong orang yang rugi. (QS. al Baqarah : 63
– 64)
Bukti lain bahwa Yahudi adalah ummat yang
membangkang adalah dengan lancangnya mereka menolak dakwah nabi Musa
‘Alaihissalam, hal ini diabadikan dalam Al Qur’an :
Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: “Hai
Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan
terang, karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya”.
Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur. (QS.
al Baqarah : 55 – 56)
Mereka, kaum Yahudi juga menolak untuk
berperang di jalan Allah setelah mereka mendapat banyak nikmat dan ampunan,
berikut firman Allah tentang hal tersebut:
“Hai Musa, kami sekali-sekali tidak akan
memasukinya selama-lamanya, selagi mereka ada di dalamnya, karena itu pergilah
kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya
duduk menanti di sini saja.” (QS. al-Maidah: 24)
Dan pada ayat berikut ini tersurat secara
jelas bukti bahwa mereka benar-benar membangkang dan menolak kebenaran yang
datang padanya.
Maka (Kami lakukan terhadap mereka beberapa
tindakan), disebabkan mereka melanggar perjanjian itu, dan karena kekafiran
mereka terhadap keterangan-keterangan Allah dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa
(alasan) yang benar dan mengatakan: “Hati kami tertutup.” Bahkan, sebenarnya
Allah telah mengunci mati hati mereka karena kekafirannya, karena itu mereka
tidak beriman kecuali sebahagian kecil dari mereka. Dan karena kekafiran mereka
(terhadap Isa), dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar
(zina). dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih,
Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak
(pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan
dengan ‘Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang
(pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu.
Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali
mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh
itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa
kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. an Nisaa’:
155-158)
Dalam ayat tersebut pula dinyatakan oleh
Allah Ta’ala bahwa Yahudilah yang menuduh Siti Maryam berzina. Dinyatakan pula
bahwa Yahudi pula yang merencanakan pembunuhan Nabi Isa ‘Alaihissalam,
Subhanallah. Mereka benar-benar telah melampaui batas. Ternyata tidak cukup
sampai nabi Isa, ketika nabi kita Muhammad diangkat menjadi nabi dan rasul,
mereka lagi-lagi iri dan dengki karena nabi akhir zaman itu bukan dari kalangan
bani Israil. Hal ini diceritakan oleh ibnu Abbas.
Sebelum diutusnya nabi, orang yahudi berharap
akan mengalahkan kaum Aus dan Khazraj dengan kehadiran Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam. Ketika Allah mengutus beliau dari suku arab, mereka kufur
kepadanya, dan mengingkari ucapan yang dulu pernah mereka sampaikan. Hingga
Muadz bin Jabal dan Bisyr bin Barra dari Bani Salamah menyampaikan kepada orang
yahudi: “Wahai orang yahudi, bertaqwalah kepada Allah dan masuklah ke dalam
islam. Dulu kalian ingin menghabisi kami dengan kehadiran Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam, ketika kami masih musyrik. Kalian sampaikan kepada kami
bahwa beliau akan diutus dan kalian juga menceritakan sifat beliau kepada kami.”
Namun pernyataan dua sahabat ini dibantah
oleh yahudi, melalui lidah Salam bin Misykam dari Bani Nadhir, “Belum datang
kepada kami nabi yang kami kenal, sama sekali. Dia (Muhammad) bukanlah orang
yang pernah kami ceritakan kepada kalian”.
Dengan sebab ini, Allah turunkan surat
al-Baqarah ayat 89 dan 90 :
Ketika telah datang kepada mereka apa yang
telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. La’nat Allah-lah atas
orang-orang yang ingkar itu. Alangkah buruknya (hasil perbuatan) mereka yang
menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada apa yang telah diturunkan
Allah, karena dengki mengapa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang
dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya. (QS. Al-Baqarah: 89 – 90).
Bukti otentik yang tersurat dalam Al Qur’an
dan hadist ini kiranya dapat dijadikan sebagai salah satu alasan mengapa Hitler
melancarkan Holokaus untuk Yahudi. Seandainya Yahudi telah benar-benar
dihabiskan mungkin hari ini tidak ada peperangan di Palestina. Tidak lagi
masjid Al Aqsha dipersengketakan. Namun disisi lain, peperangan di Palestina
menunjukkan kepada kita betapa tidak berperikemanusiaannya Yahudi, mereka
membunuh jutaan anak - anak yang tak bersalah. Tetapi jangankan hanya sekedar
anak - anak, keturunan merekapun pernah melancarkan aksi untuk membunuh seorang
nabi. Alhasil, hanya dimata mereka sajalah Isa ‘Alaihissalam terlihat telah
terbunuh. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.