Bismillah, Selamat Datang Di Hidayat Hilal Blog

Semoga isi blog ini dapat bermanfaat.

Firman Allah Ta'ala

Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah (sunnah/petunjuk)ku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS. Ali ‘Imran:31.

Hadits Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal dan amalan yang diterima. HR. Ibnu Majah (www.muslim.or.id)

Perkataan Ulama

Dunia kampung amal dan akhirat kampung balasan, barang siapa yang tidak beramal di sini akan menyesal di sana. Nasehat Imam Ahmad Radhiallahuanhu.

Tuesday, April 2, 2019

Sekolah Sekolah Biadab

(Sumber Gambar: merdeka.com)

Wajah sekolah dinegeri kita kian hari semakin suram, kasus kasus kriminal menyeramkan selalu saja menghantui satu persatu siswa dan praktisinya. Bahkan kasusnya seakan tidak pantas terjadi di lingkungan pendidikan tersebut. Sebut saja kasus persekusi guru Nur Kalim oleh siswanya sendiri di sebuah SMP swasta Gresik, kasus guru agama SD cabuli 9 siswinya di Kutai Kertanegara. Dua kasus tersebut mewakili ribuan kasus kriminal lainnya di sekolah yg ter-ekspose dan yg luput dari media. Lalu, apa yang sebenarnya sedang terjadi di dalam sekolah saat ini? Bukankah salah tujuan pendidikan agar mampu membuat yg dididik menjadi lebih baik, beradab dan berprikemanusiaan?

Johan Wahyudi (kompasiana) salah seorang praktisi pendidikan pernah melakukan research kecil-kecilan tentang kebiasaan siswa di sekelilingnya, hasilnya menyimpulkan bahwa siswa saat ini lebih senang nge-tren, malas belajar, senang nge-game di HP, antusias pacaran dengan terang-terangan kencan berseragam sekolah di tempat umum, serta lebih senang makanan instan.

Jika kasus persekusi guru dan temuan Johan dihubungkn dengan aspek perkembangan individu maka hampir semuanya tersangkut pada aspek nonfisik yang mencakup emosi, daya pikir, sosial, nilai, moral dan sikap. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sedang terjadi proses perkembngan nonfisik yang tidak sehat pada siswa kita saat ini. Jika boleh meminjam istilah kedokteran, penyakit perkembangan nonfisik siswa berada pada stadium 4.

Lalu siapa yang dapat menyembuhkan penyakit ini? Yang paling penting ialah orangtua dan guru. Hal yang paling utama dilakukan ialah merinci kebutuhan psikologis mereka lalu memenuhi kebutuhan tersebut satu persatu. Mengapa psikologis? Sebab letak penyakitnya ada pada perkembangan nonfisik. Hal lain yang juga perlu dilakukan yakni penguatan dogma  agama terutama mengenalkan sifat Tuhan yang Maha Esa sehingga dengan ini mereka sadar ada kekuatan maha dahsyat yang selalu melihat dan mengawasi detik perdetik hidup ini. Hal inilah yang paling sulit.

Lalu, kalau gurunya bermasalah seperti kasus pencabulan di atas? Rasa rasanya ini tidak memerlukan jawaban panjang. Seorang guru harus memberi teladan yg baik, mampu ditiru dalam hal positif, ini syarat mutlak seorang guru! Maka jika ada yg tidak masuk dalam syarat tersebut, lebih baik dan lebih bijak untuk mengundurkan diri saja.

Muh.Hilal_27 Rajab 1440

Ringkasan Tafsir Surat Al-Ikhlash

(Sumber Gambar: Wikipedia)

Para Sahabat radhiallohu ‘anhum dalam menyusun surat-surat Alqur’anul Karim menempatkan surat Al-Ikhlash pada urutan ke-112 atau merupakan tiga surat terakhir sebagai penutup susunan surat. Jumlah ayat dari surat Al-Ikhlash yaitu empat ayat dan termasuk dalam kategori surat Mufashshol pendek.

Adapun berdasarkan waktu turunnya, surat tersebut tergolong dalam surat Makiyyah yaitu surat yang turun pada periode Makkah atau sebelum Rasululloh shallallohu ‘alaihi wassallam hijrah. 

Menurut Syaikh Al-Utsaimin bahwa surat Al-Ikhlash dinamakan demikian karena di dalamnya murni membicarakan sifat Allah Ta’ala sehingga kita harus ridho terhadap sifat-sifat tersebut dan berserah diri hanya kepadaNya.

Asbabun Nuzul dari surat Al-Ikhlash yaitu sebagaimana yang diterangkan dalam hadist yang terdapat  dalam Musnad Imam Ahmad 5/134 yakni dari Ubai bin Ka’ab radhiallohu ‘anhu bahwa orang-orang musyrik berkata kepada Nabi shallallohu ‘alaihi wassallam 
يامحمدانسب لناربك
“Wahai Muhammad, jelaskan kepada kami silsilah keturunan Tuhanmu,” maka Allah Ta’ala menurunkan surat Al-Ikhlash.

Adapun tafsir ayat-ayatnya sebagai berikut:
1.  Ayat pertama 
قل هوالله احد
“Katakanlah: Dia-lah Allah, Yang Maha Esa”

Kata ‘Qul’ dalam ayat di atas berarti ‘katakan’, kata perintah tersebut secara khusus mengacu kepada Rasululloh shallallohu ‘alaihi wassallam adapun secara umum mengacu kepada semua ummat beliau hingga akhir zaman.

Kata ‘hua’ (Dia) dalam ayat di atas bukanlah muzakkar haqiqi akan tetapi merupakan muzakkar majas sebagaimana kata ‘qomar’ (bulan) disandingkan dengan kata ganti ‘hua’ menjadi ‘hua-alqomar’ sedangkan ‘syamsi’ (matahari) disandingkan dengan kata ‘hia’ menjadi ‘hia-syamsi’ dan ini menunjukkan bahwa kata ‘hia’ pada ‘syamsi’ tersebut merupakan muannas majas.

Kata ‘ahad’ dalam ayat di atas bermakna satu yang tidak terbagi, adapun satu yang merupakan satu kesatuan (yang ada bagian-bagiannya) disebut ‘wahid’.

Makna keseluruhan ayat pertama ini menurut Al-Qurtubhi rahimahulloh yaitu Al Wahid Al Witr tidak ada yang serupa denganNya, tidak ada yang sebanding denganNya, tidak memiliki istri ataupun anak, dan tidak ada sekutu bagiNya.

2. Ayat kedua 
الله اصمد
“Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu”

Makna kata ‘ashshomad’ dalam ayat tersebut menurut Ibnul Jauziy yakni Allah adalah As Sayid (penghulu) tempat makhluk menyandarkan segala hajat padaNya, Dia tidak memiliki rongga (perut), Dia Maha Kekal bahkan tetap kekal setelah makhluk ciptaanNya binasa.

Ikrimah radhiallohu ‘anhu mengungkapkan bahwa makna ayat kedua secara keseluruhan yakni seluruh makhluk bersandar atau bergantung kepadaNya dalam segala kebutuhan maupun permasalahan.

Adapun Ali bin Abi Tholhah memaknai ayat kedua ini yaitu Dialah As Sayyid (pemimpin) yang kekuasaanNya sempurna. Dialah Asy Syarif yang kemuliaanNya sempurna. Dialah Al’Azhim yang keagunganNya sempurna. Dialah Al Halim yang kemurahanNya sempurna. Dialah Al ‘Alim yang ilmuNya sempurna. Dialah Al Hakim yang sempurna dalam hikmah atau hukumNya. Allahlah yang Maha Sempurna dalam segala kemuliaan dan kekuasaan. SifatNya ini tidak pantas kecuali bagiNya, tidak ada yang setara denganNya, tidak ada yang semisal denganNya. Maha Suci Allah yang Maha Esa dan Maha Kuasa.

3.  Ayat ketiga
لم يلدولم يولد
“Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan”

Ayat ini merupakan jawaban atas tuduhan kaum Yahudi dan Nashrani yang masing-masing mengatakan bahwa ‘Uzair dan Isa adalah anak Allah, sikap syirik mereka tersebut Allah cantumkan dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 30-31. Sedangkan musyrik Arab mengatakan bahwa malaikat adalah anak perempuan Allah (dalilnya terdapat dalam surat Az-Zukhruf ayat 19 dan Al-Anbiya ayat 26).

Semua klaim-klaim tersebut Allah tiadakan dengan ayat ini, bahwa Allah tidak beranak lalu dari anak tersebut akan mendapat warisan, tidak! Allah juga tidak pula diperanakkan yang kemudian karena hal itu Allah akan disekutui, Maha Suci Allah atas apa yang telah mereka persekutukan. 

4.  Ayat keempat 
ولم يكن له كفواحد
“dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di mengungkapkan bahwa maksud ayat keempat ini yaitu tidak ada yang serupa atau setara dengan Allah dalam hal nama, sifat dan perbuatan. 

Beberapa keutamaan dari Surat Al-Ikhlash yaitu Al-Ikhlash mengandung sepertiga isi Al-Qur’an dan membaca Al-Ikhlas dapat mendatangkan cinta Allah Ta’ala. Adapun dalilnya terdapat dalam hadist Riwayat Bukhori dari sahabat Abu Sa’id radhiallohu ‘anhu bahwa Rasululloh shallallohu ‘alaihi wassallam bersabda kepada para sahabat 
ايعجز أحدكم أن يقرأثلث القران في ليلة, اينا يطيق ذلك يارسول الله, فقال الله الواحدالصمدثلث القران
“Apakah akan melemahkan seorang diantara kalian untuk membaca sepertiga Al-Qur’an dalam satu malam?, para sahabat menjawab Siapakah diantara kami yang mampu melakukan hal itu wahai Rasululloh? Maka beliau bersabda 'alwahidu ashshomad' (Al-Ikhlash) adalah sepertiga Al-Qur’an”.

Maksud dari sepertiga Al-Qur’an bukanlah dengan membacanya lalu kita seolah-olah mengkhatamkan sepertiga Al-Qur’an, bukan. Akan tetapi isi Al-Qur’an terdiri atas tiga bahasan yaitu sifat-sifat Allah, hukum dari Allah dan kisah-kisah orang atau ummat terdahulu. Maka pantaslah Al-Ikhlas dikatakan sepertiga Al-Qur’an karena Al-Ikhlas ini konten seluruhnya tentang sifat-sifat Allah, sedangkan sifat-sifat Allah merupakan salah satu dari tiga bahasan Al-Qur’an.

Dalil membaca Al-Ikhlas dapat mendatangkan cinta Allah yaitu hadits Riwayat Bukhori dari ibunda Aisyah radhiallohu ‘anha, beliau menceritakan bahwa suatu hari Rasululloh shallallohu ‘alaihi wassallam mengutus seorang pria untuk suatu perang, pria ini membacakan untuk para sahabat dalam sholat mereka lalu dia menutup bacaan itu dengan membaca surat Al-Ikhlash, setelah mereka pulang mereka menyebutkan hal itu kepada Nabi shallallohu ‘alaihi wassallam maka beliau bersabda, tanyakan padanya mengapa dia melakukan hal itu? Maka para sahabat bertanya padanya,
فقال لانهاصفةارحمن وأناأحب أن أقرأبها, فقال انبي صلي الله عليه وسلم أخبروه أن الله يحبه
“dia berkata, karena surat itu adalah sifat Allah dan saya suka untuk membacakan surat itu. Maka Nabi shallallohu ‘alaihi wassallam bersabda kabarkan padanya sesungguhnya Allah Ta’ala mencintai dia”.

_Diintisarikan oleh_ Muh.Hilal

Refrensi: 
Tafsir Ibnu Katsir; Tafsir Al-Aisar; Al-Aqidah Washitiyah; Tafsir Zad Al Masir; Kajian Abdul Shomad Tafsir Al-Ikhlash (29/01/19); Kajian M Abduh Tausikal tentang memahami surat Al-Ikhlas.

Mental Para Pahlawan

(Sumber Gambar: situsbudaya.id)

Hari ini adalah 10 November, negara kita sedang memperingati hari Pahlawan. Sebuah peristiwa dahsyat di Surabaya pada tanggal tersebut di tahun 1945 yg menjadikan 16.000 nyawa (wikipedia.or) lepas dari jasadnya demi mmpertahankan kemerdekaan. Rasa rasanya kita tidak habis pikir, kok bisa sang-penjajah datang lagi setelah Proklamasi dikumandangkan. Ya, begitulah liciknya sang-penjajah.

Tanda jasapun mulai disematkan untuk para pahlawan yang gugur membela kemerdekaan. Betapa indah namanya, tetap disebut berjasa untuk negeri tercinta ini. Lalu sekarang, hikmah apa yg bisa kita petik dari kisah para pahlawan itu? Yang utama yakni setiap perjuangan memerlukan pengorbanan. Bisa kita bayangkan, ada berapa ribu nyawa yang hilang demi membela kemerdekaan negeri ini? Bukankah telah banyak anak-anak yg kehilangan Ayahnya? Atau bahkan sang Ayah melihat langsung anaknya disakiti, disiksa, lalu dibunuh perlahan oleh sang-penjajah?

Begitupun Islam, perjuangn Rasulullah saw bersama para sahabat, tabi'in, tabiuttabi'in utk mendakwahkan Addiinul Islam, menegakkan Tauhid di muka bumi ini bukanlah perjuangan yang mudah. Jutaan ribu nyawa melayang, percikan darah syuhada' seakan menjadi hal biasa untuk dilihat oleh kasat mata, perjuangan yang dahsyat, menguras tenaga dan pikiran demi memisahkan yang hak dan yang bathil.

Jadi, berjuang itu tidak mudah saudaraku. Jika ada yang saat ini sedang berjuang menuntut ilmu, mengejar cita cita, atau merintis sebuah karya untuk kemaslahatan ummat maka padanya pasti ada pengorbanan.

Hikmah berikutnya yang dapat kita ambil dari kisah para pahlawan yakni istiqomah dan sabar. Mereka yang berkorban demi negeri atau Islam itu bukan hanya memerlukan waktu sehari atau dua hari saja, akan tetapi butuh waktu berbulan bulan bahkan bertahun tahun untuk mendapat kemenangan, jika kalah pada perjuangan pertama maka diulang lagi pada perjuangan berikutnya yang persiapannya lebih kuat dan lengkap. Kekalahan bukan kondisi yang melemahkan mereka tetapi dengan itu mereka bersabar dan membangkar semangatnya untuk tetap berjuang.

Maka jika hari ini kita sedang berjuang untuk menuntut ilmu, cita cita, atau sebuah karya, haruslah hari-hari kita dipenuhi sikap istiqomah dan bersabar. Gagal itu wajar, yang terpenting yaitu bangkit setelah gagal dan mau mencoba lagi. Begitulah mental seorang Pahlawan dan Syuhada' yang patut kita praktikkan.

Akhirnya, mari kita hargai perjuangan para Pahlawan negeri dan Syuhada' kita. Bagaimana caranya? Berdoalah untuk keselamatan mereka, isilah nikmat kemerdekaan ini dengan hal positif yang membanggakan negeri dibidang kita masing masing. Teruslah berjuang tanpa lelah, teguhkan aqidah, istiqomah beribadah, pelajari Islam dan tetaplah bersama orang orang shalih hingga akhir menutup mata.
Selamat hari Pahlawan.