Tuesday, April 2, 2019

Sekolah Sekolah Biadab

(Sumber Gambar: merdeka.com)

Wajah sekolah dinegeri kita kian hari semakin suram, kasus kasus kriminal menyeramkan selalu saja menghantui satu persatu siswa dan praktisinya. Bahkan kasusnya seakan tidak pantas terjadi di lingkungan pendidikan tersebut. Sebut saja kasus persekusi guru Nur Kalim oleh siswanya sendiri di sebuah SMP swasta Gresik, kasus guru agama SD cabuli 9 siswinya di Kutai Kertanegara. Dua kasus tersebut mewakili ribuan kasus kriminal lainnya di sekolah yg ter-ekspose dan yg luput dari media. Lalu, apa yang sebenarnya sedang terjadi di dalam sekolah saat ini? Bukankah salah tujuan pendidikan agar mampu membuat yg dididik menjadi lebih baik, beradab dan berprikemanusiaan?

Johan Wahyudi (kompasiana) salah seorang praktisi pendidikan pernah melakukan research kecil-kecilan tentang kebiasaan siswa di sekelilingnya, hasilnya menyimpulkan bahwa siswa saat ini lebih senang nge-tren, malas belajar, senang nge-game di HP, antusias pacaran dengan terang-terangan kencan berseragam sekolah di tempat umum, serta lebih senang makanan instan.

Jika kasus persekusi guru dan temuan Johan dihubungkn dengan aspek perkembangan individu maka hampir semuanya tersangkut pada aspek nonfisik yang mencakup emosi, daya pikir, sosial, nilai, moral dan sikap. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sedang terjadi proses perkembngan nonfisik yang tidak sehat pada siswa kita saat ini. Jika boleh meminjam istilah kedokteran, penyakit perkembangan nonfisik siswa berada pada stadium 4.

Lalu siapa yang dapat menyembuhkan penyakit ini? Yang paling penting ialah orangtua dan guru. Hal yang paling utama dilakukan ialah merinci kebutuhan psikologis mereka lalu memenuhi kebutuhan tersebut satu persatu. Mengapa psikologis? Sebab letak penyakitnya ada pada perkembangan nonfisik. Hal lain yang juga perlu dilakukan yakni penguatan dogma  agama terutama mengenalkan sifat Tuhan yang Maha Esa sehingga dengan ini mereka sadar ada kekuatan maha dahsyat yang selalu melihat dan mengawasi detik perdetik hidup ini. Hal inilah yang paling sulit.

Lalu, kalau gurunya bermasalah seperti kasus pencabulan di atas? Rasa rasanya ini tidak memerlukan jawaban panjang. Seorang guru harus memberi teladan yg baik, mampu ditiru dalam hal positif, ini syarat mutlak seorang guru! Maka jika ada yg tidak masuk dalam syarat tersebut, lebih baik dan lebih bijak untuk mengundurkan diri saja.

Muh.Hilal_27 Rajab 1440